Suhu AC yang kelewat dingin dan semburan udaranya yang
langsung mengenai wajah, kepala, dan leher dalam waktu lama (misalnya saat
tidur malam), menyebabkan beberapa gangguan saraf. Semburan udara langsung
tersebut bisa dari AC dan kipas angin. Menurut Dr. Wendra Ali.Sp.S, spesialis
saraf di RS Internasional Bintaro,
Berbagai
gangguan itu antara lain:
A.
Bell's
palsy (kelumpuhan wajah sesisi)
Penyakit ini menyebabkan terjadinya pembengkakan saraf wajah
(saraf ke-7)satu sisi.Biasanya penderita akan merasa salah satu matanya pedih
ketika cuci muka, karena mata itu tak dapat dipejamkan. Ia juga sulit berkumur,
mulutnya miring atau mencong, bicaranya pelo, saat minum airnya akan meler, dan
pengecapan lidah berkurang.
Penemuan terakhir menunjukkan adanya kemungkinan infeksi
virus yang terbawa oleh udara atau angin. Penyakit ini sering dijumpai dan
biasanya menyerang remaja dan dewasa muda. Bila terjadi pada orang tua harus
dipikirkan kemungkinan gejala stroke. Bell's palsy dapat disembuhkan bila cepat
ditangani. Terapinya bisa dengan obat antiinfla-masi/antiedema, antivirus dan
vitamin saraf. Penderita juga harus melakukan senam muka (facial exercise).
Pasien biasanya akan pulih dalam waktu 1 - 6 minggu.
B.
Tortikolis
(leher tengeng/salah bantal)
Penyakit ini biasanya terjadi saat orang bangun tidur.
Penderita merasa lehernya kaku, tidak bisa menengok kesatu sisi, juga nyeri
seperti disetrum bila dipaksakan bergerak. Bila bicara atau batuk akan terasa
sakit. Penyakit ini dapat diobati dengan suntikan pada titik-titik nyeri di
leher serta pemberian obat antiradang. Bila perlu bisa dilakukan terapi
pemanasan.
C.
Frozen
shoulder (bahu beku)
Penyakit ini biasanya timbul di saat bangun tidur pagi.
Penderita tidak sanggup menggosok gigi dan menyisir rambut karena pergelangan
bahunya terasa sakit bila lengan diangkat atau digerakkan. Bila tidak diobati
tentu akan membatasi pergerakan bahu, dan bila penyakitnya menahun perlu
dilakukan tindakan operasi. Pengobatannya terdiri dari pemberian obat
anti-radang, anti nyeri dan suntikan pada pergelangan bahu. Juga perlu terapi
pemanasan ditambah latihan bahu.
D.
Carpal
tunnel syndrome
Adalah penyakit dengan gejala kesemutan dan nyeri pada tangan terutama 3 pertama (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Gejala akan lebih terasa pada malam hari dalam ruang ber-AC. Gejala itu disebabkan adanya pembengkakan saraf yang melewati terowongan di pergelangan tangan. Penyakit ini dapat disembuhkan bila cepat ditangani. Dr. Wendra menambahkan, suhu dingin AC berbahaya bagi penderita rematik. Pada penderita migren pun AC bisa memicu kekambuhan
Adalah penyakit dengan gejala kesemutan dan nyeri pada tangan terutama 3 pertama (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Gejala akan lebih terasa pada malam hari dalam ruang ber-AC. Gejala itu disebabkan adanya pembengkakan saraf yang melewati terowongan di pergelangan tangan. Penyakit ini dapat disembuhkan bila cepat ditangani. Dr. Wendra menambahkan, suhu dingin AC berbahaya bagi penderita rematik. Pada penderita migren pun AC bisa memicu kekambuhan
Penyakit Yang
Timbil Akibat AC dan Kipas Angin - IslamWiki http://islamwiki.blogspot.com/2011/07/penyakit-yang-timbil-akibat-ac-dan.html#ixzz1XPFZt2Qb
Berdasarkan
beberapa laporan, sering menggunakan AC dengan tidak terkontrol dan terawat
baik akan berbahaya bagi kesehatan, antara lain mengakibatkan obesitas
dan sindrom gedung sakit.
Pada
lingkungan dingin AC di klaim sebagai media yang cepat menyebarkan kuman,
dengan mengalirkan udara yang sama yang terus beredar di tempat bekerja. Jadi
disarankan untuk menutup mulut menggunakan masker saat sedang terserang flu,
batuk dan bersin.
Jika
tidak sering dibersihkan, AC bisa menjadi sumber penyebar kotoran berupa debu
halus, yang dapat meningkatkan masalah pernapasan seperti rhinitis alergi,
peradangan pada hidung, bahkan lebih.
Perhatikan
tempat tetesan air AC, perlu sering dibersihkan sehingga organisme mikro
seperti bakteri tidak dapat berkembang biak. Selain itu, saluran ventilasi
perlu sering cek. Umumnya itu menjadi tempat tinggal tikus dan kuman lainnya.
Penggunaan
AC yang sembarangan disinyalir mengurangi tingkat metabolisme sehingga
menyebabkan kenaikan berat badan pada manusia.
Syndrom
Baru
Ada
sebuah sindrom baru yang disebut sindrom gedung sakit (sick building syndrome)
yang kebanyakan terjadi ketika AC kondisinya tidak baik dan mengakibatkan
berbagai bahaya bagi kesehatan seperti sakit kepala, iritasi di mata, hidung,
atau tenggorokan, kulit kering atau gatal dan pusing.
Keluhan
yang umumnya muncul dari orang-orang yang bekerja dengan AC, seperti masuk
angin, sakit kepala, dan migrain. Beberapa dokter bahkan menyatakan bahwa AC
sejauh ini lebih baik daripada udara alami yang sudah tercemar karena mereka
sudah disaring berkali-kali.
Sebaiknya,
bukalah jendela setidaknya selama akhir pekan, minum air lebih banyak saat
bekerja dapat membantu dalam menyembuhkan masalah ini
Di
balik kesejukan AC (Air Conditioner) ternyata tersimpan risiko bibit penyakit.
AC yang jarang dibersihkan menjadi tempat nyaman bagi bakteri untuk berbiak.
Udara yang kelewat dingin dari alat itupun mudah memicu gangguan kesehatan.
Maka
itu gaya hidup yang dikelilingi sejuknya udara AC, keluar-masuk mobil ber-AC,
tinggal di rumah ber-AC, lalu di kantor juga semua ruangan ber-AC, belum tentu
sehat. Menurut DR. Ichramsyah Azim Rachman SpOG, peneliti FKUI/RSUPN-CM,
terus-menerus berada di ruang ber-AC dan kurang terkena sinar matahari, malah
memudahkan seseorang terkena osteoporosis di kemudian hari.
Fakta
yang terjadi di tahun 1976 membuktikan bahwa AC bisa menjadi sumber penderitaan
bagi banyak orang. Peristiwa itu terjadi di sebuah hotel di Philadelphia,
Amerika Serikat. Waktu itu ada 182 orang yang mengalami pegal-pegal, flu,
kepala pusing, kejang otot, perut kembung, dan cepat lelah. Sekitar 29 orang di
antaranya kemudian meninggal dunia. Setelah diteliti ternyata kasus itu
disebabkan oleh bakteri legionella pneumophila. Bakteri itu hidup di alam
bebas, terutama di daerah dengan kelembaban tinggi, seperti sungai, danau,
selokan, termasuk juga AC, terutama di bagian cooling tower.
a.
Saluran Napas
Legionella pneumophila adalah bakteri penyebab infeksi pada saluran pernapasan. Penyakitnya disebut legionnaire’s disease.Penyakit ini bisa tanpa gejala, tapi bisa pula menunjukkan gejala seperti demam, menggigil, batuk kering dan berdahak, otot-otot ngilu, sakit kepala, lekas lelah, hilang selera makan, diare, hingga pneumonia. Pada taraf yang berat bisa menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik. Kasus legionellosis ini di AS sering muncul terutama selama musim panas dan pada awal musim gugur. Dan 5-20 penderita penderita meninggal dunia.
Legionella pneumophila adalah bakteri penyebab infeksi pada saluran pernapasan. Penyakitnya disebut legionnaire’s disease.Penyakit ini bisa tanpa gejala, tapi bisa pula menunjukkan gejala seperti demam, menggigil, batuk kering dan berdahak, otot-otot ngilu, sakit kepala, lekas lelah, hilang selera makan, diare, hingga pneumonia. Pada taraf yang berat bisa menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik. Kasus legionellosis ini di AS sering muncul terutama selama musim panas dan pada awal musim gugur. Dan 5-20 penderita penderita meninggal dunia.
Ada beberapa jenis
penyakit pernapasan lainnya yang bisa dipicu oleh AC yang kotor, antara lain
pontiac fever, humidifier fever dan hypersensitivity pneumontitis.
Penyakit-penyakit ini menunjukkan gejala yang serupa, seperti demam, sakit
kepala, menggigil, kelelahan, dan ngilu otot.
Masa inkubasi
penyakit ini sekitar 2-10 hari. Untuk mengetahuinya harus dilakukan pemeriksaan
laboratorium melalui dahak dan urin. Lewat contoh dahak bisa diketahui ada
tidaknya bakteri, sedangkan lewat urin untuk mengetahui antigen legionella-nya.
Demam Pontiac biasanya akan sembuh tanpa pengobatan, sementara untuk mengatasi
legionnaire biasanya digunakan obat erythromycin.
b.
Kejang dan Pusing
Selain penyakit akibat bakteri, AC juga bisa menyebabkan kondisi lain, misalnya otot kaku dan kejang.
Selain penyakit akibat bakteri, AC juga bisa menyebabkan kondisi lain, misalnya otot kaku dan kejang.
Hal itu menurut Dr.
Prajna Paramita, MD, FCCP, spesialis paru dari RSPAD Gatot Subroto, terjadi
karena hawa terlalu dingin. Kekakuan itu kemudian membuat orang cepat lelah,
mengantuk, leher tegang, badan pegal-pegal, dan tulang linu. Dinginnya hawa AC, tambah Dr. Hendrawati
Utomo, MS., juga bisa menyebabkan kulit kering. Kulit yang kering biasanya akan
mudah pecah-pecah. Karena itu perlu menggunakan pelembab. "Juga sebaiknya
banyak minum air putih bila berada dalam ruangan ber-AC, supaya terhindari dari
dehidrasi," anjur dokter spesialis kesehatan dan keselamatan kerja yang
memiliki klinik di kawasan Ancol ini. Pusing kepala yang tak jelas penyebabnya
juga bisa menyerang orang yang berada dalam ruangan ber-AC. Dr. Hendrawati
menjelaskan bahwa kondisi itu disebabkan oleh sirkulasi yang tidak baik,
sehingga kadar karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan setiap orang ketika
bernapas akan bertambah banyak dan berputar-putar dalam ruangan itu. Dalam
jangka waktu tertentu, oksigen menjadi berkurang dan terjadilah pusing kepala
itu.
Pusing kepala bisa
pula terjadi bila ada asap, misalnya asap rokok yang terjebak dalam ruangan
ber-AC. "Maka merokok dalam ruang ber-AC sangat memungkinkan terjadinya
sakit kepala. Itu juga karena asap rokok mengandung racun," jelasnya. Semua
kondisi tadi terjadi lantaran AC hanya memberi hawa dingin, tapi tidak
mengganti udara.
Untuk mengatasi
gangguan pusing itu, ada baiknya kita sebentar-sebentar keluar ruangan dan
mencari udara segar. Jika kita sudah menghirup cukup oksigen, maka pusing
kepala bisa hilang dengan sendirinya.
Prof. Hadiarto
Mangunnegoro, spesialis paru dari RS Persahabatan menekankan bahwa polusi udara
dalam ruang seperti asap rokok dapat menyebabkan infeksi saluran napas bawah
akut, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit paru interstitial dan kanker.
Ini berlaku baik untuk perokok aktif maupun pasif.
Berbagai penyakit
bisa saja muncul terutama kalau ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC.
Dari rokok yang menyebar saja, orang bisa terkena penyakit seperti batuk dan
berbagai macam penyakit paru lain. Apalagi kalau orang yang menderita TBC
berada dalam satu ruangan ber-AC dengan orang yang sehat.
Sisi Negatif Penggunaan AC (Air Conditioner)
Penggunaan
Air Conditioner (AC) sebagai
alternatif untuk mengganti ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dan
produktivitas kerja, namun AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat
nyaman bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Kondisi tersebut
mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan.
Banyaknya
aktivitas di dalam gedung dapat meningkatkan jumlah polutan dalam ruangan.
Kenyataan ini menyebabkan risiko terpaparnya polutan dalam ruangan terhadap
manusia semakin tinggi, namun hal ini masih jarang diketahui oleh masyarakat.
Pada
dasarnya, desain AC yang dipakai untuk mengatur suhu ruangan secara kontinu
dapat mengeluarkan sebagian bahan polutan. Namun, kadar gas-gas SO2,
CO2, dan O2 di dalam ruangan tidak dipengaruhi oleh
keberadaan AC. Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety
and Health (NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu
(Aditama, 2002) :
1. Pencemaran dari alat-alat di dalam
gedung seperti asap rokok, pestisida, dan bahan-bahan pembersih ruangan.
2. Pencemaran di luar gedung meliputi
masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang
terletak di dekat gedung, dimana semuanya dapat terjadi akibat penempatan
lokasi lubang udara yang tidak tepat.
3. Pencemaran akibat bahan bangunan
meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk
gedung tersebut.
4. Pencemaran akibat mikroba, dapat
berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan
di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.
5. Gangguan ventilasi udara, berupa
kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya
perawatan sistem ventilasi udara.
Tanpa sadari, kita banyak menghabiskan
waktu di dalam ruangan ber-pendingin udara atau air conditioner (AC). Mulai dari kantor, mobil, angkutan umum,
pertokoan, hingga kamar tidur. Kita sekadar mencari kenyamanan di tengah iklim
tropis yang mudah membuat gerah, tanpa peduli efek buruk di balik kenyamanan
hawa dingin yang dihasilkan mesin penyejuk ruangan (AC). Sesungguhnya, berada
di ruang ber-AC dalam waktu yang terlalu lama dapat menyebabkan beberapa
gangguan kesehatan, antara lain:
1. Kegemukkan (Obesitas)
Sejumlah penelitian menyajikan fakta
bahwa suhu udara yang nyaman menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kenaikan
berat badan. Suhu udara yang nyaman seringkali membuat orang malas bergerak.
Minimnya
aktivitas tubuh sesungguhnya meniadakan pelepasan energi pembakaran lemak.
Dalam jangka panjang, timbunan lemak akan terakumulasi dan memicu obesitas.
Sebab itu, mereka yang terbiasa hidup di ruangan ber-AC disarankan memiliki
jadwal rutin berolah raga untuk membakar lemak tubuh.
2.
Sick
Building Syndrom
Perbedaan
suhu udara antara ruangan berpendingin udara dan di luar ruangan bisa
mempengaruhi daya tahan tubuh. Beranjak ke ruang dingin dalam kondisi bercucur
keringat usai melakukan aktivitas di bawah sinar matahari bisa mengakibatkan
sakit kepala, lemas, sesak napas, bahkan sulit berkonsentrasi.
3.
Penularan
Penyakit
Hampir
semua ruang berpendingin udara minim ventilasi. Kondisi ini membuat sirkulasi
udara tidak lancar dan hanya menghasilkan udara daur ulang. Saat salah satu
penghuninya membawa virus, otomatis virus itu akan terperangkap di ruangan
sehingga berpotensi menular ke penghuni lain dengan cepat.
4.
Penuaan
Kulit
Mesin pendingin udara bekerja
menurunkan temperatur udara dengan menangkap partikel-partikel air di udara
untuk memproduksi hawa dingin. Kondisi ini secara tak langsung menurunkan
kelembaban udara yang memicu masalah kulit kering.
Jika sebagian besar waktu kita habis di ruang
berpendingin udara, biasakan menggunakan pelembab ekstra untuk kulit. Kita
harus memiliki cara untuk menjaga kelembaban kulit demi mempertahankan
elastisitasnya.
5.
Menurunkan
Semangat di Pagi Hari
Sebuah hasil penelitian di Singapura
menunjukkan, bahwa tidur dengan menyalakan AC di malam hari, dan menutup rapat
semua jendela, dapat menyebabkan tidak bersemangat setelah bangun. Hal ini
dikemukakan oleh Rektor Fakultas Teknik Universitas Nasional Singapura Wang
Nuoxian yang telah menghabiskan waktu selama 2 tahun untuk meneliti kebiasaan
tidur 300 warga Singapura. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika
sejumlah besar orang menyalakan AC dan menutup rapat semua jendela, maka dapat
mengakibatkan akumulasi karbon dioksida ke dalam ruangan, menyebabkan kepala
mereka pusing berdenyut ketika bangun pagi, dan tidak bersemangat.
Hal yang sama dikemukakan oleh Dr. Wendra Ali. Sp.S,
spesialis saraf di RS Internasional Bintaro. Menurutnya, suhu yang kelewat
dingin dan semburan udara yang langsung dari AC maupun kipas angin yang
mengenai wajah, kepala, dan leher dalam waktu lama (misalnya saat tidur malam),
bisa menyebabkan beberapa gangguan saraf. Hal ini dapat memicu seseorang
menjadi lesu dan tidak bersemangat.
Berbagai
efek buruk itulah yang kemudian dijadikan acuan untuk mengembangkan teknologi
pendingin udara yang lebih menyehatkan. Hal inilah yang menyebabkan kita sering
mendapati produsen mesin pendingin udara (AC) yang menjanjikan berbagai inovasi
terhadap produknya, seperti perlindungan dari virus dan sebagainya.
Berikut
ini adalah beberapa cara untuk menghindari dampak negatif AC:
a.
Sebaiknya
luangkan waktu Anda, walau sedikit, untuk berjalan-jalan keluar ruangan. Selain
baik bagi tubuh, pikiran juga akan terasa lebih rileks.
b.
Jangan
biarkan udara AC langsung mengenai tubuh karena dapat berefek buruk pada
kesehatan.
c.
Aktifitas
fisik, terlebih olahraga teratur, sangat dianjurkan. Termasuk pula Anda yang
menjalani rutinitas sehari-hari di ruang ber-AC
d.
Jagalah
kebersihan. Secanggih apapun fasilitas yang Anda gunakan demi kenyamanan Anda
bekerja, tidak akan efektif jika Anda tidak menjaga kebersihan ruangan
tersebut.
e.
Biarkan
sesekali udara dan cahaya masuk ke dalam ruangan ber-AC Anda, untuk memberikan
efek fresh pada udara dalam ruangan
tersebut.
f.
Letakkan
tanaman indoor di tempat Anda
bekerja, tanaman tersebut sangat membantu mengurangi dampak polusi.
g.
Bagi
pekerja kantor, jujurlah pada diri sendiri, jika kondisi kesehatan sedang tidak
fit, sebaiknya minta izin untuk tidak masuk daripada menularkan penyakit pada
orang lain.
h.
Gunakan
hanya AC yang bebas CFC atau freon, karena ratifikasi standar lingkungan dunia
sudah mengharuskan penghapusan terhadap CFC yang dapat mengakibatkan kerusakan
lapisan ozon dalam waktu yang lama.
Di
kantor atau di rumah pendingin ruangan (AC) sudah menjadi kebutuhan. Hidup di
kota besar pasti tidak bisa lepas dari AC yang membuat orang merasa sedikit
nyaman karena udara di luar yang sangat panas. Tapi penggunaan pendingin
ruangan secara terus menerus ternyata bisa berbahaya.
Bekerja seharian di ruang yang menggunakan pendingin ruangan saat ini sudah seperti kewajiban sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan semakin panasnya suhu udara yang diakibatkan oleh pemanasan global. Padahal penggunaan pendingin ruangan juga salah satu penyebab terjadinya pemanasan global karena menipisnya lapisa ozon.
Para pekerja yang bekerja di dalam ruangan tertutup lebih terpapar oleh polutan yang berada di dalam ruangan. Polutan tersebut berasal dari penggunaan bahan bangunan sintetis yang terus meningkat serta bisa juga berasal dari perawatan pribadi orang tersebut dan produk-produk rumah tangga lainnya yang mengandung berbagai macam zat kimia.
Pada gedung tertutup yang menggunakan pendingin udara, maka sirkulasi udaranya hanya berputar disekitar tempat yang itu-itu saja dan ditambah adanya polutan pada udara yang sama. Hal ini bisa memicu timbulnya Sick Building Syndrome. Sindrom ini bisa mengakibatkan infeksi saluran pernafasan serta dapat memperburuk penderita penyakit asma dan alergi akibat udara yang kotor.
Gejala yang ditimbulkan dari sindrom ini adalah sakit kepala, pusing, sinus dengan hidung tersumbat, gatal-gatal, mata mudah merah dan berair, gatal tenggorokan, mual, lesu dan sulit untuk berkonsentrasi. Jika tidak segera ditangani maka bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius. Selain itu penggunaan pendingin ruangan yang terus menerus bisa membuat kulit menjadi kering dan tubuh kehilangan cairan.
Beberapa hal yang harus diingat jika menggunakan pendingin ruangan yang terus menerus, seperti dikutip dari Health24, ebagai berikut:
Bekerja seharian di ruang yang menggunakan pendingin ruangan saat ini sudah seperti kewajiban sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan semakin panasnya suhu udara yang diakibatkan oleh pemanasan global. Padahal penggunaan pendingin ruangan juga salah satu penyebab terjadinya pemanasan global karena menipisnya lapisa ozon.
Para pekerja yang bekerja di dalam ruangan tertutup lebih terpapar oleh polutan yang berada di dalam ruangan. Polutan tersebut berasal dari penggunaan bahan bangunan sintetis yang terus meningkat serta bisa juga berasal dari perawatan pribadi orang tersebut dan produk-produk rumah tangga lainnya yang mengandung berbagai macam zat kimia.
Pada gedung tertutup yang menggunakan pendingin udara, maka sirkulasi udaranya hanya berputar disekitar tempat yang itu-itu saja dan ditambah adanya polutan pada udara yang sama. Hal ini bisa memicu timbulnya Sick Building Syndrome. Sindrom ini bisa mengakibatkan infeksi saluran pernafasan serta dapat memperburuk penderita penyakit asma dan alergi akibat udara yang kotor.
Gejala yang ditimbulkan dari sindrom ini adalah sakit kepala, pusing, sinus dengan hidung tersumbat, gatal-gatal, mata mudah merah dan berair, gatal tenggorokan, mual, lesu dan sulit untuk berkonsentrasi. Jika tidak segera ditangani maka bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius. Selain itu penggunaan pendingin ruangan yang terus menerus bisa membuat kulit menjadi kering dan tubuh kehilangan cairan.
Beberapa hal yang harus diingat jika menggunakan pendingin ruangan yang terus menerus, seperti dikutip dari Health24, ebagai berikut:
1.
Rajin
memeriksakan kebersihan dari pendingin ruangan seperti mengecek kadar freon
secara teratur.
2.
Gunakan
sistem filtrasi yang bisa menghilangkan beberapa polutan, sehingga mengurangi
efek yang tidak bagus bagi pemakainya.
3.
Konsumsi
cairan yang cukup sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi.
4.
Jika
memiliki masalah kesehatan serius yang berhubungan dengan pendingin ruangan,
segera diobati dan cari tahu apa penyebabnya.
5.
Untuk
itu rawatlah pendingin ruangan dengan baik, supaya tidak menimbulkan masalah
bagi pemakainya. Serta berhematlah dalam penggunaanya agar lapisan ozon tidak
semakin menipis sehingga memperlambat terjadinya pemanasan global.
ternyata AC dalam ruangan kita juga berpotensi bahaya
BalasHapuswww.sepatusafetyonline.com
thanks infonya gan sangat bermanfaat, salam kenal dari Service AC Surabaya, Service AC Sidoarjo
BalasHapussangat berbahaya
BalasHapus