HANYA
MANUSIA PURBA
YANG TIDAK MAU MEMAKAI APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
WAKTU BEKERJA
MANUSIA PURBA
YANG TIDAK MAU MEMAKAI APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
WAKTU BEKERJA
Perkembangan sektor industri kini makin pesat sejalan
dengan globalisasi dunia. Keadaan
ini tentunya telah mendorong pula penggunaan bahan-bahan, mesin atau peralatan
canggih lainnya dalam proses produksi baik jumlah maupun jenisnya dan telah
memberi peluang sangat besar terhadap penyerapan serta pemanfaatan tenaga kerja
dan tercukupinya kebutuhan masyarakat.
Di
lingkungan kerja pasti terdapat faktor-faktor bahaya serta potensi bahaya yang
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja serta kecelakaan kerja. Untuk itu perlu
pengendalian yang sedemikian rupa agar tercipta suatu lingkungan kerja yang
sehat, aman, dan nyaman.
Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya
lingkungan kerja, namun pengendalian secara teknis teknologis pada sumber
bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan alternatif pertama yang
dianjurkan. Sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan pilihan
terakhir
Dan banyaknya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja pada
industri merupakan masalah yang perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan,
karena permasalahan tersebut merupkan faktor yang sangat mempengaruhi penurunan
produktifitas dan peningkatan pengeluaran biaya untuk pengobatan tenaga kerja serta
upah tenaga kerja selama tidak bekerja. Oleh karena itu perlu adanya alat
pelindung diri sebagai bentuk upaya untuk meminimalisir dan menghindari
terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
Secara
hirarki bahwa pengendalian risiko kecelakaan harus tetap mengupayakan sistem
pengendalian yang lebih bersifat permanen. Namun pengalaman sering menunjukkan
bahwa, cara-cara pengendalian risiko (seperti eliminasi, substitusi, rekayasa
teknik) sulit diimplementasikan
di perusahaan-perusahaan. Bila dapat diterapkan hasilnya masih belum atau
bahkan tidak memuaskan karena berbagai faktor. Faktor kegagalan yang sering
dihadapi terutama menyangkut masalah faktor biaya dan faktor teknis.
Sementara
pengendalian yang permanen belum dapat dilaksanakan atau belum efektif
mengurangi potensi bahaya, maka alat pelindung diri masih harus tetap dan wajib
digunakan. Meskipun alat pelindung diri merupakan alat pengendalian risiko yang
paling sederhana, tetapi tidak selalu efektif seperti yang diharapkan. Dan
bahkan bila tidak tepat dalam pemilihan dan penggunaannya akan menjadi potensi
bahaya bagi pemakainya.
Faktor
kegagalan dalam perlindungan tubuh terhadap pemakaian alat pelindung diri
antara lain disebabkan karena tidak nyaman bila dipakai, mengganggu atau
menyulitkan pergerakan pada waktu bekerja, tidak dapat melihat dan mendengar
secara baik, pekerja sering mengalami alergi terhadap alat pelindung diri yang
digunakan, dan lain-lain.
Dengan
demikian, agar faktor kegagalan dalam pemakaian alat pelindung diri dapat
diminimalkan, maka perlu adanya prosedur pemilihan dan penggunaan yang tepat,
penegakan perundangan, pengawasan secara terus menerus dan penyadaran akan arti
pentingnya penggunaan alat pelindung diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar