Minggu, 24 Februari 2013

RADIASI


Aplikasi teknik nuklir dalam berbagai bidang kegiatan disamping  memberikan manfaat yang sangat besar dapat pula memberikan ancaman bahaya radiasi yang perlu diwaspadai. Setiap pekerja radiasi selalu mempunyai risiko terkena paparan radiasi pengion selama menjalankan tugasnya.Dalam pemanfaatan teknik nuklir, faktor keselamatan manusia harus mendapatkan prioritas utama. Sudah barang tentu pemanfaatannya akan lebih sempurna jika faktor kerugian yang mungkin timbul dapat ditekan serendah mungkin atau dihilangkan sama sekali. Aspek keselamatan radiologis mendapatkan prioritas tinggi dalam kegiatan pemanfaatan teknik nuklir karena pada prinsipnya pemaparan radiasi yang tidak dikehendaki terhadap tubuh manusia dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan.
Efek merugikan itu dapat muncul apabila tubuh manusia mendapatkan paparan radiasi melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan.Berbagai studi untuk mempelajari jenis-jenis gangguan kesehatan akibat pemaparan radiasi terhadap tubuh manusia telah dilakukan. Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologis (International Commission on Radiological Protection, ICRP) membagi efek radiasi pengion terhadap tubuh manusia menjadi dua, yaitu : efek stokastik (stochastic effect) dan efek deterministic (deterministic effect). Efek stokastik adalah efek yang kemunculannya pada individu tidak bisa dipastikan, tetapi tingkat kebolehjadian munculnya efek tersebut dapat diperkirakan berdasarkan data statistik yang ada.Efek stokastik ini berkaitan dengan penerimaan radiasi dosis rendah dan tidak dikenal adanya dosis ambang. Jadi sekecil apapun dosis radiasi yang diterima tubuh, ada kemungkinan akan menimbulkan kerusakan sel, baik sel somatic maupun genetik. Pemunculan efek stokastik berlangsung lama setelah terjadinya penyinaran dan hanya dialami oleh beberapa individu di antara anggota kelompok yang menerima penyinaran radiasi.Sedang efek deterministic adalah efek yang pasti muncul apabila jaringan tubuh terkena paparan radiasi dengan dosis tertentu bergantiung pada jenis efeknya.
Manusia tidak memiliki indera khusus yang peka terhadap radiasi pengion, sehingga keberadaan radiasi ini tidak dapat diketahui secara langsung. . Sementara radiasi elektromagnetik lainnya, seperti sinar-X dengan rentang energi antara 12 sampai dengan beberapa ratus eV tidak akan dapat dilihat oleh mata manusia. Oleh sebab itu, untuk keperluan mengamati adanya radiasi pengion di sekitarnya, manusia harus mengandalkan sepenuhnya pada kemampuan alat pantau radiasi.Untuk memantau adanya radiasi pengion, manusia memerlukan instrumentasi khusus yang peka terhadap berbagai jenis radiasi.Untuk keperluan tersebut, kini telah banyak diperkenalkan jenis instrumentasi radiasi yang dapat dipakai.Dalam pemanfaatan teknologi nuklir, instrumentasi radiasi ini memegang peranan yang sangat penting, baik untuk keperluan proteksi radiasi maupun dosimetri radiasi.Dalam proteksi radiasi, instrumentasi radiasi dimanfaatkan untuk pemantauan personil pekerja radiasi maupun pemantauan radiasi dan radioaktivitas lingkungan. Para penguasa instalasi nuklir, sesuai dengan segala ketentuan yang berlaku, wajib menyusun program proteksi radiasi sejak proses perencanaan, tahap pembangunan instalasi, dan pada tahap operasi. Program ini dimaksudkan untuk menekan serendah mungkin kemungkinan terjadinya penyinaran radiasi yang tidak dikehendaki pada pekerja maupun masyarakat umum.Oleh sebab itu, perlu adanya penerapan prinsip keselamatan radiasi dalam pengoperasian suatu instalasi nuklir sesuai dengan yang direkomendasikan oleh ICRP.ICRP menekankan tiga azas dalam pemanfaatan teknik nuklir dalam berbagai bidang kegiatan. Ketiga azas tersebut adalah : jastifikasi atau pembenaran, optimisasi proteksi dan pembatasan penerimaan dosis. Azas optimisasi dimaksudkan agar kemungkinan penerimaan dosis radiasi oleh pekerja maupun anggota masyarakat dapat ditekan serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi.Jadi penekanan penerimaan dosis radiasi ini tidak bisa dilakukan hanya mengandalkan pada aspek teknis saja, missal menggunakan peralatan atau teknologi terbaik yang belum tentu layak secara ekonomi. Untuk memenuhi azas optimisasi tadi, telah diperkenalkan tiga falsafah dasar proteksi radiasi, yaitu :  pengaturan waktu ketika berada di tempat radiasi, pengaturan jarak yang aman  terhadap sumber radiasi, dan penggunaan perisai radiasi. Dua falsafah dasar proteksi radiasi yaitu pengaturan waktu dan jarak, merupakan cara yang sangat sederhana untuk menekan penerimaan dosis radiasi selama menjalankan tugas, dan keduanya dapat dilakukan oleh setiap pekerja meski hanya dengan fasilitas proteksi radiasi yang sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar