Aplikasi teknik
nuklir dalam berbagai bidang kegiatan disamping
memberikan manfaat yang sangat besar dapat pula memberikan ancaman
bahaya radiasi yang perlu diwaspadai. Setiap pekerja radiasi selalu mempunyai
risiko terkena paparan radiasi pengion selama menjalankan tugasnya.Dalam
pemanfaatan teknik nuklir, faktor keselamatan manusia harus mendapatkan
prioritas utama. Sudah barang tentu pemanfaatannya akan lebih sempurna jika
faktor kerugian yang mungkin timbul dapat ditekan serendah mungkin atau
dihilangkan sama sekali. Aspek keselamatan radiologis mendapatkan prioritas
tinggi dalam kegiatan pemanfaatan teknik nuklir karena pada prinsipnya
pemaparan radiasi yang tidak dikehendaki terhadap tubuh manusia dapat memberikan
efek negatif terhadap kesehatan.
Efek merugikan
itu dapat muncul apabila tubuh manusia mendapatkan paparan radiasi melebihi
Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan.Berbagai studi untuk mempelajari
jenis-jenis gangguan kesehatan akibat pemaparan radiasi terhadap tubuh manusia
telah dilakukan. Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologis (International
Commission on Radiological Protection, ICRP) membagi efek radiasi pengion
terhadap tubuh manusia menjadi dua, yaitu : efek stokastik (stochastic effect)
dan efek deterministic (deterministic effect). Efek stokastik adalah
efek yang kemunculannya pada individu tidak bisa dipastikan, tetapi tingkat
kebolehjadian munculnya efek tersebut dapat diperkirakan berdasarkan data
statistik yang ada.Efek stokastik ini berkaitan dengan penerimaan radiasi dosis
rendah dan tidak dikenal adanya dosis ambang. Jadi sekecil apapun dosis radiasi
yang diterima tubuh, ada kemungkinan akan menimbulkan kerusakan sel, baik sel
somatic maupun genetik. Pemunculan efek stokastik berlangsung lama setelah
terjadinya penyinaran dan hanya dialami oleh beberapa individu di antara
anggota kelompok yang menerima penyinaran radiasi.Sedang efek deterministic
adalah efek yang pasti muncul apabila jaringan tubuh terkena paparan radiasi dengan
dosis tertentu bergantiung pada jenis efeknya.
Manusia tidak memiliki indera khusus yang peka
terhadap radiasi pengion, sehingga keberadaan radiasi ini tidak dapat diketahui
secara langsung. . Sementara radiasi elektromagnetik lainnya, seperti sinar-X
dengan rentang energi antara 12 sampai dengan beberapa ratus eV tidak akan
dapat dilihat oleh mata manusia. Oleh sebab itu, untuk keperluan mengamati
adanya radiasi pengion di sekitarnya, manusia harus mengandalkan sepenuhnya
pada kemampuan alat pantau radiasi.Untuk memantau adanya radiasi pengion,
manusia memerlukan instrumentasi khusus yang peka terhadap berbagai jenis
radiasi.Untuk keperluan tersebut, kini telah banyak diperkenalkan jenis
instrumentasi radiasi yang dapat dipakai.Dalam pemanfaatan teknologi nuklir,
instrumentasi radiasi ini memegang peranan yang sangat penting, baik untuk
keperluan proteksi radiasi maupun dosimetri radiasi.Dalam proteksi radiasi,
instrumentasi radiasi dimanfaatkan untuk pemantauan personil pekerja radiasi
maupun pemantauan radiasi dan radioaktivitas lingkungan. Para penguasa
instalasi nuklir, sesuai dengan segala ketentuan yang berlaku, wajib menyusun
program proteksi radiasi sejak proses perencanaan, tahap pembangunan instalasi,
dan pada tahap operasi. Program ini dimaksudkan untuk menekan serendah mungkin
kemungkinan terjadinya penyinaran radiasi yang tidak dikehendaki pada pekerja
maupun masyarakat umum.Oleh sebab itu, perlu adanya penerapan prinsip
keselamatan radiasi dalam pengoperasian suatu instalasi nuklir sesuai dengan
yang direkomendasikan oleh ICRP.ICRP menekankan tiga azas dalam pemanfaatan
teknik nuklir dalam berbagai bidang kegiatan. Ketiga azas tersebut adalah :
jastifikasi atau pembenaran, optimisasi proteksi dan pembatasan penerimaan
dosis. Azas optimisasi dimaksudkan agar kemungkinan penerimaan dosis radiasi
oleh pekerja maupun anggota masyarakat dapat ditekan serendah mungkin dengan
mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi.Jadi penekanan penerimaan dosis
radiasi ini tidak bisa dilakukan hanya mengandalkan pada aspek teknis saja,
missal menggunakan peralatan atau teknologi terbaik yang belum tentu layak
secara ekonomi. Untuk memenuhi azas optimisasi tadi, telah diperkenalkan tiga
falsafah dasar proteksi radiasi, yaitu :
pengaturan waktu ketika berada di tempat radiasi, pengaturan jarak yang
aman terhadap sumber radiasi, dan
penggunaan perisai radiasi. Dua falsafah dasar proteksi radiasi yaitu
pengaturan waktu dan jarak, merupakan cara yang sangat sederhana untuk menekan
penerimaan dosis radiasi selama menjalankan tugas, dan keduanya dapat dilakukan
oleh setiap pekerja meski hanya dengan fasilitas proteksi radiasi yang
sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar